Rumah Sakit di Semarang Nyaris Tak Muat karena Kasus Corona Meningkat - Koreatainment.com

Wednesday, June 16, 2021

Rumah Sakit di Semarang Nyaris Tak Muat karena Kasus Corona Meningkat



jtgnews.com - Semarang - Peningkatan kasus COVID-19 di Kota Semarang terjadi sehingga tempat isolasi hingga IGD di rumah sakit sempat penuh. Penambahan ruang isolasi pun dikebut agar sebuah bisa tertangani.

Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi atau yang akrab disapa Hendi menjelaskan data hari Selasa (15/6) kemarin ada 1.347 orang terkonfirmasi Corona di Semarang yang terdiri dari pasien dalam Kota dan luar kota yang datang ke Semarang.

"COVID sekarang di Semarang 1.347 pasien COVID. 797 warga Semarang, dari luar Semarang 550. Dua minggu ini kenaikan luar biasa. Kita tahu Lebaran sehari dua hari angka 200-300, sekarang warga Semarang saja sudah 797," kata Hendi di kantornya, Selasa (15/6/2021). 

Rumah dinas Wali Kota Semarang yang jadi tempat isolasi terpusat memang diakui sempat mengalami antrean. Namun menurut Hendi hal itu fluktuatif karena tingkat kesembuhan sebenarnya tinggi.

"Itu fluktuatif. Jadi ada salah satu kerabat saya mau isolasi di sana. Saya telepon Pak Hakam (Kadinkes Semarang). Ini kok tadi malam kerabat saya mau masuk penuh, benar. Tapi paginya ada yang keluar 80 orang," ujarnya.

Hendi menyebut tingkat keterisian bed atau bed occupancy rate (BOR) penanganan Corona di Kota Semarang bahkan mencapai 82 persen dari total 1.771 tempat tidur. Upaya penambahan BOR sudah dilakukan dengan membuka Islamic Center dengan kapasitas 120 orang, namun ternyata masih butuh tambahan.

Penambahan diupayakan salah satunya sudah ada tawaran dari UIN dengan kapasitas 200 pasien, kemudian ada juga bangunan rumah sakit baru yang belum keluar izin operasi akan dimanfaatkan dulu untuk isolasi dengan kapasitas 100 pasien, kemudian juga ada salah satu gereja di kawasan Pantai Marina dengan kapasitas 50 orang ditambah gedung diklat Kota Semarang yang akan kembali difungsikan untuk isolasi dengan kapasitas 100 pasien.

"Berarti sudah ada tambahan 450. BOR ini 82 persen, nanti dengan tambahan 450 BOR bisa turun. Sekarang itu ada RS yang hampir 100 persen, kalau ICU sudah ada yang 100 persen," tandasnya.

Ia menjelaskan data tersebut bukan untuk menakuti masyarakat namun sebagai pengingat untuk patuh protokol karena klaster yang mendominasi di Semarang adalah klaster keluarga.

Sementara itu Wakil Direktur Umum dan Keuangan RS KRMT Wongsonegoro (RSWN), Eko Krisnato mengatakan pagi kemarin ada 25 orang yang sempat antre menunggu penanganan di IGD. Sedangkan ICU dengan kapasitas 50 orang hampir setiap hari penuh.

"Pasien COVID sekitar 308. Ditambah di IGD 25 yang belum dapat tempat, kita tadi kekurangan karena full bener," kata Eko kemarin.

Ia menjelaskan di rumah sakit milik Pemkot Semarang itu tidak hanya menangani warga Semarang tapi juga daerah sekitarnya sehingga cukup banyak pasien yang dirawat. Gerak cepat pun dilakukan dengan penambahan ruang isolasi di Kamar Dewi Kunti yang bisa menampung 38 sampai 40 pasien lagi.

"Ini dulu digunakan untuk ibu hamil habis bersalin karena jumlahnya turun kita alih fungsikan untuk ruang isolasi. Kapasitas sekitar 38-40," tandasnya.

Di RSUP dr Kariadi Semarang, IGD yang idealnya menampung 30 pasien kini sudah menangani 80 pasien COVID dan non-COVID. Tenda perawatan pun di bangun untuk antisipasi membeludaknya pasien.

"Kapasitas IGD sebenarnya ideal hanya 30. Saat ini IGD tiap hari sudah lebih 80. Khusus COVID bagi zonasinya. Tiap hari pasien COVID yang datang 30-an. Tapi kan ada yg rawat inap ada yang evaluasi pulang, ada yang observasi, pemeriksaan lab dan sebagainya," kata Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan RSUP dr Kariadi, Agoes Oerip Purwoko, Selasa (15/6).

Ia menjelaskan ada akses jalan berbeda untuk pasien COVID dan non-COVID di IGD. Kemudian untuk tenda tambahan nantinya difungsikan bagi pasien non-COVID.

"Di IGD kan area di depan itu area COVID. Non-COVID lewat instalasi jantung. Karena sebagian besar reguler kita akan geser ke salah satunya ada tenda ya untuk merawat non-COVID," tandasnya.

Ia menjelaskan RSUP dr Kariadi Semarang menjadi rumah sakit rujukan sehingga banyak datang dari luar kota termasuk Kudus untuk penanganan COVID-19. Saat ini ada 161 tempat isolasi yang sudah terpakai termasuk ICU.

"Kapasitas sekarang operasional 187 ruang isolasi terpakai 161. Ada cadangan 40 akan buka dua hari ke depan sambil lihat situasi. Paling banyak tetap dari luar Semarang. Dari Semarang mungkin sepertiganya. Kalau Kudus ada 41 pasien data kemarin baik yang sudah dirawat maupun pulang," jelasnya.

sumber: Detik.com

Bagikan artikel ini

Jangan Lupa Komentar Guys: